Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini

Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini - Hai kamu dimanapun kamu berada, pada hari ini Enje Batik bakalan share informasi menarik nih yang bakal mengisi waktu luang kamu yang berjudul Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini. Oh ya sob Enje Batik sudah susah payah untuk dapatin informasi menarik ini agar dapat menjadikan manfaat untuk kamu semuanya lho guys. Langsung aja Brays,. Semoga informasi yang kami sajikan mengenai Tema Info, dapat memberikan banyak manfaat untuk kita semua yah bray.,

Judul : Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini
link : Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini

 Ilustrasi

Infomenia.net -Sangat menyebalkan mendengar seorang mantan Presiden bicara tentang kemiskinan dengan menggunakan data yg gak jelas juntrungannya. Apalagi saat membicarakan kemiskinan itu, diri dan keluarganya selalu mempertontonkan barang mewah dan gaya hidup mewah lainnya.

Menentukan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat tidak bisa dibandingkan dengan ketika mengeluarkan uang Rp 43.000.000,- untuk sewa kereta wisata saat plesiran bersama keluarga.

Pak baper itu pernah jadi Presiden, seharusnya bisa menunjukan bagaimana rumusan penilaian kesejahteraan masyarakat secara fair. Jangan karena belum puas berkuasa, segala cara ditunjukkan untuk menarik simpati. Keadaan rakyat dinilai tanpa data hanya untuk menjatuhkan Jokowi.

Jika standar miskin itu adalah orang2 yg tidak mampu beli sepatu Louis Vuitton seharga 13 juta, mungkin yg masuk kategori miskin di Indonesia bisa lebih dari 100 juta orang. Bahkan SBY pun akan menjadi orang miskin jika patokannya adalah barang2 branded yg dimiliki menantunya, dimana tasnya saja berharga Rp 190 jutaan.

Jangan menilai kemiskinan diatas kemewahan yg dimiliki pejabat jendral.

Sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyebut jumlah masyarakat miskin di Indonesia begitu tinggi.

Hal tersebut disampaikan SBY di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Senin (30/7/2018).

Tak sependapat dengan pernyataan SBY, pihak istana lantas angkat bicara.

Mereka meminta SBY untuk melihat data yang telah dikeluarkan oleh Badan Pusat dan Statistik (BPS).

Namun menanggapi hal tersebut, Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara.

Fadli Zon bahkan berani mengingatkan agar tidak memanipulasi data.

Lantas bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita simak.

Pihak Istana Kepresidenan meminta Ketua Umum Partai Demokrat tidak mengeluarkan asumsi soal jumlah orang miskin di Indonesia yang disebut mencapai 100 juta orang.

Istana meminta SBY bicara berdasarkan data.

"Lihat saja data statistik. Kan barusan survei. Jadi ini jangan asumsi," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Pratikno mengatakan, ia tidak hapal berapa jumlah orang miskin di Indonesia saat ini.

Namun, survei terakhir yang dirilis Badan Pusat dan Statistik (BPS) menunjukkan angkanya jauh lebih rendah dari yang disebutkan SBY.
"Lihat saja data statistik, saya tidak hapal angkanya, tapi lihat rilis BPS yang terakhir," kata Pratikno.

BPS sebelumnya mencatat adanya penurunan angka kemiskinan per Maret 2018.

Angka kemiskinan mencapai 9,8 persen, hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah Indonesia kemiskinan berada di level single digit.

Pada Maret 2018, menurut BPS, persentasenya sebesar 10,64 persen.

Jumlah orang yang masuk kategori miskin menurun dari 27,7 juta jiwa pada Maret 2017 menjadi 25,95 juta jiwa pada Maret 2018.

Angka ini berbeda dari jumlah orang miskin yang disebut SBY saat jumpa pers di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin kemarin.

SBY saat itu menyebut, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang.

Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.

"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY yang berdiri di samping Prabowo.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan memastikan angka yang dipakai SBY benar.

Menurut dia, SBY tidak menggunakan standar miskin yang ditetapkan oleh BPS, tetapi standar yang ditetapkan oleh World Bank.

Berdasarkan kriteria World Bank, seseorang dikatakan miskin jika memiliki pendapatan di bawah 2 dolar per harinya.

Dengan asumsi harga dollar saat ini Rp 13.000, maka seseorang dikatakan miskin jika menerima uang di bawah Rp 26.000 dalam satu hari.

Jika mengacu pada parameter tersebut, maka angka orang miskin yang ada di Indonesia berjumlah 4 7% dari total populasi, yakni ada di kisaran 120 juta orang miskin.(Fb.Riza Iqbal & Tribunnews.com)


"Lihat saja data statistik, saya tidak hapal angkanya, tapi lihat rilis BPS yang terakhir," kata Pratikno.

BPS sebelumnya mencatat adanya penurunan angka kemiskinan per Maret 2018.

Angka kemiskinan mencapai 9,8 persen, hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah Indonesia kemiskinan berada di level single digit.

Pada Maret 2018, menurut BPS, persentasenya sebesar 10,64 persen.

Jumlah orang yang masuk kategori miskin menurun dari 27,7 juta jiwa pada Maret 2017 menjadi 25,95 juta jiwa pada Maret 2018.

Angka ini berbeda dari jumlah orang miskin yang disebut SBY saat jumpa pers di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin kemarin.

SBY saat itu menyebut, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang.

Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.

"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY yang berdiri di samping Prabowo.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan memastikan angka yang dipakai SBY benar.

Menurut dia, SBY tidak menggunakan standar miskin yang ditetapkan oleh BPS, tetapi standar yang ditetapkan oleh World Bank.

Berdasarkan kriteria World Bank, seseorang dikatakan miskin jika memiliki pendapatan di bawah 2 dolar per harinya.

Dengan asumsi harga dollar saat ini Rp 13.000, maka seseorang dikatakan miskin jika menerima uang di bawah Rp 26.000 dalam satu hari.

Jika mengacu pada parameter tersebut, maka angka orang miskin yang ada di Indonesia berjumlah 4 7% dari total populasi, yakni ada di kisaran 120 juta orang miskin.(Fb.Riza Iqbal & Tribunnews.com)



Oke sob cukup yah untuk informasi Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini kali ini, semoga bisa menjadikan informasi bermanfaat ya sob., Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Kamu membaca Mungkin Standar Miskin SBY Orang-orang yang Tidak Mampu Beli Sepatu LV Asli. Pihak Istana pun Bereaksi Begini, dengan alamat https://enjebatik.blogspot.com/2018/08/mungkin-standar-miskin-sby-orang-orang.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

AdBlock Detected!

Suka dengan blog ini? Silahkan matikan ad blocker browser anda.

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×