Bikin Nyesek! Pengakuan Anak Terduga Teroris: Terkukung dan Didoktrin Seperti Ini
Judul : Bikin Nyesek! Pengakuan Anak Terduga Teroris: Terkukung dan Didoktrin Seperti Ini
link : Bikin Nyesek! Pengakuan Anak Terduga Teroris: Terkukung dan Didoktrin Seperti Ini
Infomenia.net - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, keterangan dari dua anak Anton, terduga pelaku peledakan bom di rumah susun sewa Wonocolo, Taman, Sidoarjo, selama ini mereka tidak diperolehkan oleh kedua orangtuanya untuk bersekolah di luar.
Kepada tetangga dan orang luar, mereka diminta mengaku belajar dengan cara homeschooling. Padahal, sambung Kapolda Jatim, di rumah mereka justru ditontonkan video-video radikal.
"Padahal bukan homeschooling, tapi dikungkung di rumah dan didoktrin oleh orangtuanya, ditontonkan video-video radikal," ujarnya di Markas Polda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5/2018).
Untuk diketahui pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi, Minggu malam di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, bom meledak di kamar pelaku bernama Anton. Terduga pelaku bersama isteri dan anaknya meninggal di lokasi.
Dua anaknya yang lain mengalami luka dan kondisinya kini membaik. Adapun anaknya yang paling besar tidak berada di lokasi karena tinggal bersama neneknya.
Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut.
Di kegiatan itulah, dua terduga pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo bertemu. "Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," ujar Irjen Pol Machfud Arifin.
Sementara itu, untuk anak terduga teroris di Mapolrestabes Surabaya, AAP, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. AAP selamat dari ledakan bom bunuh diri karena terpental setelah ledakan pertama.
Sementara orangtuanya Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) serta kakaknya MDA (19), MDS (15) meninggal dalam peristiwa itu.(netralnews.com)
Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut.
Di kegiatan itulah, dua terduga pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo bertemu. "Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," ujar Irjen Pol Machfud Arifin.
Sementara itu, untuk anak terduga teroris di Mapolrestabes Surabaya, AAP, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. AAP selamat dari ledakan bom bunuh diri karena terpental setelah ledakan pertama.
Sementara orangtuanya Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) serta kakaknya MDA (19), MDS (15) meninggal dalam peristiwa itu.(netralnews.com)
Dua anaknya yang lain mengalami luka dan kondisinya kini membaik. Adapun anaknya yang paling besar tidak berada di lokasi karena tinggal bersama neneknya.
Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut.
Di kegiatan itulah, dua terduga pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo bertemu. "Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," ujar Irjen Pol Machfud Arifin.
Sementara itu, untuk anak terduga teroris di Mapolrestabes Surabaya, AAP, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. AAP selamat dari ledakan bom bunuh diri karena terpental setelah ledakan pertama.
Sementara orangtuanya Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) serta kakaknya MDA (19), MDS (15) meninggal dalam peristiwa itu.(netralnews.com)
Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut.
Di kegiatan itulah, dua terduga pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo bertemu. "Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," ujar Irjen Pol Machfud Arifin.
Sementara itu, untuk anak terduga teroris di Mapolrestabes Surabaya, AAP, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. AAP selamat dari ledakan bom bunuh diri karena terpental setelah ledakan pertama.
Sementara orangtuanya Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) serta kakaknya MDA (19), MDS (15) meninggal dalam peristiwa itu.(netralnews.com)
Oke sob cukup yah untuk informasi Bikin Nyesek! Pengakuan Anak Terduga Teroris: Terkukung dan Didoktrin Seperti Ini kali ini, semoga bisa menjadikan informasi bermanfaat ya sob., Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Kamu membaca Bikin Nyesek! Pengakuan Anak Terduga Teroris: Terkukung dan Didoktrin Seperti Ini, dengan alamat https://enjebatik.blogspot.com/2018/05/bikin-nyesek-pengakuan-anak-terduga.html