Luar Biasa! Berkat Ahok Perubahan Drastis TPST Bantar Gebang Jadi Keren, Asri dan Modern
Judul : Luar Biasa! Berkat Ahok Perubahan Drastis TPST Bantar Gebang Jadi Keren, Asri dan Modern
link : Luar Biasa! Berkat Ahok Perubahan Drastis TPST Bantar Gebang Jadi Keren, Asri dan Modern

Infomenia.net - Pohon-pohon tanjung dan trembesi serta warna-warni tanaman hias berjejer rapi di pinggir jalan setelah pintu gerbang utama. Beberapa petugas kebersihan tampak membersihkan sampah sehingga nyaris tak satu pun sampah tercecer di jalan yang setiap hari dilalui truk-truk besar itu.
Tempat asri, rimbun, dan bersih itu bukan sebuah taman kota, melainkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang terletak di Bekasi, Jawa Barat.
Perubahan drastis memang terjadi di TPST Bantargebang sejak pengelolaannya diambil alih Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2016 lalu. Bantargebang yang dulunya lekat dengan kesan negatif seperti kumuh dan gersang, perlahan menjadi tempat yang terkelola dengan baik.
Di beberapa titik, terlihat petugas harian lepas (PHL) TPST Bantar Gebang sedang membuat dan mengelola ruang terbuka hijau. Beragam jenis tumbuhan dan sayur-sayuran ditanam seperti cabai, terong, dan bibit pohon mangga.
"Iya buat penghijauan, banyak juga di berbagai titik ditanami" ujar salah satu petugas saat CNNIndonesia.com mengunjungi Bantargebang pada Senin (13/10) lalu.
Tak hanya itu, Pemprov DKI juga berusaha mengurangi bau menyengat akibat tumpukan sampah.
Jika sebelumnya bau menyengat dapat dicium dalam radius lebih satu kilometer dari zona tumpukan sampah, kini radius itu perlahan berkurang. Di area pintu gerbang utama, bau sampah bahkan tak terlalu menyengat.
Upaya mengurangi radius bau sampah itu dilakukan dengan cara memasang tanah merah (cover soil) yang ditutup oleh geomembran berwarna hitam pada tumpukan sampah.
Menurut PHL TPST Bantargebang Roy Sumbing, pemasangan itu selain mengurangi bau juga untuk mengubah gas metan dalam sampah menjadi pembangkit listrik.
![]() |
Upaya mengubah Bantargebang juga dilakukan dengan membenahi manajemen sampah dan memperbarui infrastruktur.
Di zona pembuangan sampah, tumpukan sampah yang biasanya tidak beraturan kini dibentuk rapi dan terstruktur seperti bentuk kombinasi piramida dan terasering.
Roy berkata, tumpukan sampah dibentuk sedemikan rupa untuk menghindari longsor yang bisa membahayakan pekerja di sekitar tumpukan sampah.
"Iya sehari aja 7.000 ton yang masuk, jadi biar rapi dan mencegah longsor, makanya dibuat seperti itu," ujarnya.
Dari segi infrastruktur, Pemprov DKI Jakarta telah menambahkan alat berat sebanyak 12 buah sehingga total alat berat yang dimiliki TPST Bantar Gebang berjumlah 65 unit dengan rincan 34 unit eksavator, 14 uni buldozer, dan 5 unit bomag.
![]() |
"Dulu mengular panjang karena alat beratnya sedikit untuk unload sampah di truk," kata Roy.
Selain antrean yang lebih pendek, truk-truk juga semakin cepat mengeluarkan sampah. Perhitungan CNNIndonesia.com, masing-masing truk-truk hanya membutuhkan waktu tak sampai 5 menit untuk mengeluarkan sampah yang mereka bawa.
Ahok Ambil Alih Bantargebang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji menceritakan proses pengambilalihan pengelolaan TPST Bantargebang.
Isnawa mengungkapkan pengambilalihan dilakukan pada 2016 setelah pengelola sebelumnya, PT Godang Tua Jaya (GTJ), dinilai wanprestasi berdasarkan audit sebuah lembaga auditor independen.
Menurut Isnawa, pengambilalihan Bantargebang sebenarnya sudah direncanakan Ahok sebelum 2016. Akan tetapi beberapa kepala dinas yang ditunjuk Ahok untuk mengambil alih Bantargebang saat itu terlalu lama mengambil keputusan.
![]() |
"Jadi saya temui, saya ngobrol baik-baik. Masalah sampah ini kalau ribut akan jadi masalah nasonal, kita minimalisir jangan sampai ada keributan. Banyak orang surprise kita bisa menyelesaikan tanpa ribet," tutur Isnawa.
Berakhirnya kepemimpinan Ahok di Jakarta tak lantas menghentikan upaya Isnawa memoles wajah Bantargebang. Ia mengatakan, tanpa Ahok Pemprov DKI akan terus membenahi Bantargebang baik secara internal maupun eksternal.
Sementara perbaikan eksternal dilakukan dengan meningkatkan kompensasi kepada masyarakat sekitar dalam bentuk 'uang bau'.
"Ada juga uang bantuan buat (Pemkot) Bekasi kayak bikin fly over, pelebaran jalan, perbaikan masjid, sarana ibadah kesehatan itu dipenuhi," ujarnya.
Simak videonya:
Jika sudah melihat foto dan video terbaru TPST Bantar Gebang, Bekasi siapa akan menyangka bahwa ini adalah Bantar Gebang yang dulu. Dalam video di chanel Youtube Pemprov DKI yang baru diupload 7 November, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gerbang yang seluas 110,3 Ha dan landfill atau tempat pembuangan sampah seluas 89, 91 Ha benar-benar berubah. Wajah baru Bantar Gebang kini terlihat lebih rapi, bersih nan asri. Tempatnya, lokasinya sama tapi kondisinya sangat mengagumkan dalam hal penataan dan pengelolaannya.
Pemandangan gunungan sampah yang begitu horor dan berantakan kini berubah menjadi piramid dan sempat viral di media.
Tak sia-sia Ahok memutus kontrak penanganan Bantar Gebang Juli 2016 dengan PT Godang Tua Jaya dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) dan memutuskan untuk swakelola.
Ahok mengatakan dengan swakelola, DKI dapat menghemat anggaran hingga 60-70 persen daripada diserahkan ke swasta. Ahok sesumbar pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang bukanlah hal sulit.
Padahal mengelola sampah di Bantargebang bukan hal gampang. Bantar Gebang menerima sekitar 6.500 hingga 7.000 ton sampah per hari. Saat ini TPST Bantar Gebang telah menampung 18 juta meter kubik sampah. Sampah yang didatangkan ke TPST Bantar Gebang berasal dari lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Pusat, Selatan, dan Utara, termasuk Kepulauan Seribu. "Setiap harinya, ada 1.210 truk sampah dengan beragam ukuran datang kesini," ujar Rizky Febrianto, Kepala Satuan Pelaksana Pengelolaan Energi Terbarukan, Komposting dan 3R Serta Pengomposan Akhir Sampah.
Ahok percaya diri mengambil alih penanganan Bantar Gebang karena sudah berpengalaman membenahi sungai Jakarta yang tak kalah joroknya dengan Bantar Gebang. Selain itu Pemprov DKI berpengalaman membenahi pengelolaan kebersihan sungai yang tak kalah rumitnya. Ahok mengklaim DKI sukses mengelola sendiri (swakelola) pembersihan sungai.
"Kerja biasa saja. Enggak beda dengan sungai-sungai. Dulu juga pakai swasta, angkut sampah dari sungai kan semua swasta, yang kerja di taman, di kelurahan juga swasta. Begitu kami ambil alih kelola bisa juga," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Klaim Ahok bukan omong kosong, terlihat dari video Bantar Gebang terkini. Tekad Ahok membuat Bantar Gebang bersih terbukti. Bersih dari pungli, bersih dari sampah berceceran di jalan, truknya bersih dan pengelolaannya juga bersih. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dari era Ahok Isnawa Adji mengakui bahwa mereka terus melakukan pembenahan-pembenahan intensif baik secara internal maupun eksternal.
Di video terlihat,jalur jalan yang dilalui truk sampah ke Bantar Gebang nampak tak ada lagi sampah berceceran di sepanjang jalan. Jalan juga terlihat bagus walaupun truk sampah seukuran bagong lalu lalang di jalur jalan tersebut.
Bau sampah Bantar Gebang yang tersohor juga mampu diminimalisir. Kehadiran 1040 pohon yang ditanam di area terbuka bermanfaat untuk mengurangi dan menyerap bau menyengat di kompleks ini.
Lalu ke mana gunungan sampah yang lekat dengan Bantar Gebang. Kini Gunungan sampah yang menjadi pemandangan horor ini ini disusun seperti piramid atau terrasering sehingga terlihat lebih rapi.
Padahal mengelola sampah di Bantargebang bukan hal gampang. Bantar Gebang menerima sekitar 6.500 hingga 7.000 ton sampah per hari. Saat ini TPST Bantar Gebang telah menampung 18 juta meter kubik sampah. Sampah yang didatangkan ke TPST Bantar Gebang berasal dari lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Pusat, Selatan, dan Utara, termasuk Kepulauan Seribu. "Setiap harinya, ada 1.210 truk sampah dengan beragam ukuran datang kesini," ujar Rizky Febrianto, Kepala Satuan Pelaksana Pengelolaan Energi Terbarukan, Komposting dan 3R Serta Pengomposan Akhir Sampah.
Ahok percaya diri mengambil alih penanganan Bantar Gebang karena sudah berpengalaman membenahi sungai Jakarta yang tak kalah joroknya dengan Bantar Gebang. Selain itu Pemprov DKI berpengalaman membenahi pengelolaan kebersihan sungai yang tak kalah rumitnya. Ahok mengklaim DKI sukses mengelola sendiri (swakelola) pembersihan sungai.
"Kerja biasa saja. Enggak beda dengan sungai-sungai. Dulu juga pakai swasta, angkut sampah dari sungai kan semua swasta, yang kerja di taman, di kelurahan juga swasta. Begitu kami ambil alih kelola bisa juga," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Klaim Ahok bukan omong kosong, terlihat dari video Bantar Gebang terkini. Tekad Ahok membuat Bantar Gebang bersih terbukti. Bersih dari pungli, bersih dari sampah berceceran di jalan, truknya bersih dan pengelolaannya juga bersih. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dari era Ahok Isnawa Adji mengakui bahwa mereka terus melakukan pembenahan-pembenahan intensif baik secara internal maupun eksternal.
Di video terlihat,jalur jalan yang dilalui truk sampah ke Bantar Gebang nampak tak ada lagi sampah berceceran di sepanjang jalan. Jalan juga terlihat bagus walaupun truk sampah seukuran bagong lalu lalang di jalur jalan tersebut.
Bau sampah Bantar Gebang yang tersohor juga mampu diminimalisir. Kehadiran 1040 pohon yang ditanam di area terbuka bermanfaat untuk mengurangi dan menyerap bau menyengat di kompleks ini.
Lalu ke mana gunungan sampah yang lekat dengan Bantar Gebang. Kini Gunungan sampah yang menjadi pemandangan horor ini ini disusun seperti piramid atau terrasering sehingga terlihat lebih rapi.
Pemprov melalui Dinas Lingkungan juga memberi perhatian yang baik dan manusiawi untuk para pekerja di Bantar Gebang ini. "Pekerjanya sudah kita rekrut menjadi PHL (petugas harian lepas), dengan gaji di atas UMP, minimal Rp 3,8 juta per bulan. Selain itu, Pemprov DKI juga memberikan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan kepada ribuan pemulung," tambah Adji.
Perubahan wajah Bantar Gebang adalah ciri khas kerja dari Pak Ahok yaitu mampu mengubah sesuatu yang jorok, kumuh mnejadi bersih, rapi, asri dan elegan. Bukan hanya dari permukaan tapi juga dalam hal manajemennya termasuk dalam menangani pekerjanya.
Kemampuan melakukan perubahan dan gebrakan dalam waktu singkat merupakan ciri khasnya. Gak pake lama atau kajian amdal atau apalah, ha ha ha. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, sejak Juli ditangani Pemprov, Bantar Gebang langsung berubah. Perhatian Ahok untuk persoalan sampah ini menjadi model bagi para pemimpin daerah termasuk di DKI saat ini, seharusnya bisa berkaca dari Ahok.
Ahok memberi perhatian lewat Dinas Lingkungan untuk peningkatan mutu pengelolaan yang baik dan profesional. Penambahan alat berat dilakukan, total ada sekitar 60 alat berat. Sekarang sudah sudah tidak ada antrean lagi. Tumpukan sampah telah dikelola dengan sanitary landfill. Selain itu pengelolaan sampah dilakukan dengan meningkatkan teknologi (IPAS), yaitu menyaring air dari sampah.
Fasilitas pengolahan sampah juga mengggunakan power house atau gardu listrik yang mengubah gas metan pada sampah menjadi sumber daya listrik. Yang tak kalah menarik, sampah-sampah di Bantargebang juga diolah menjadi pupuk kompos. Sampah yang diolah adalah sampah pasar tradisional dengan kapasitas produksi hingga 40 ton per hari.
Peningkatan mutu juga terlihat tidak ada lagi antrian truk yang menuju Bantar Gebang. Selain itu kondisi truk sampah dalam keadaan baik dan layak beroperasi. Sebelum menuju Jakarta, truk harus dibersihkan sehingga saat mengangkut sampah di berbagai wilayah truk dalam keadaan steril dari sampah. Pembersihan itu mengurangi bau dan memperpanjang masa pakai.
Secara eksternal biro tata pemerintahan DKI juga melakukan pola kerjasama antar daerah, misalnya memberi uang bau. Lalu memperbaiki jalur jalan dan penataan titik-titik buang atau zonasi-zonasi yang kini menjadi piramid.
Pak Ahok terus mewariskan karya-karya di DKI yang tidak hanya dinikmati warga DKI tapi juga luar DKI. Cara kerja, manajemen pengelolaan dan masih banyak lagi menjadi warisan yang tak ternilai dan tak akan pupus kendati dirombak dan berusaha dihapus oleh pemimpin yang baru.
Kerja keras Ahok melampaui zaman bahkan berdampak setelah masa jabatannya berakhir.
Wajah Bantar Gerbang yang jorok dan bau kini berubah dengan kebijakannya yang keras tapi tujuan dan tekad yang baik dan bersih. Bantar Gebang menjadi saksi bagaimana sampah dan kotoran se-DKI mampu ditangani dengan bersih dan rapi. Terima kasih Pak Ahok. Kerja keras Anda tidak sia-sia dan takkan terlupakan. (cnnindonesia & seword/Ronny D. Rondonuwu)
Perubahan wajah Bantar Gebang adalah ciri khas kerja dari Pak Ahok yaitu mampu mengubah sesuatu yang jorok, kumuh mnejadi bersih, rapi, asri dan elegan. Bukan hanya dari permukaan tapi juga dalam hal manajemennya termasuk dalam menangani pekerjanya.
Kemampuan melakukan perubahan dan gebrakan dalam waktu singkat merupakan ciri khasnya. Gak pake lama atau kajian amdal atau apalah, ha ha ha. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, sejak Juli ditangani Pemprov, Bantar Gebang langsung berubah. Perhatian Ahok untuk persoalan sampah ini menjadi model bagi para pemimpin daerah termasuk di DKI saat ini, seharusnya bisa berkaca dari Ahok.
Ahok memberi perhatian lewat Dinas Lingkungan untuk peningkatan mutu pengelolaan yang baik dan profesional. Penambahan alat berat dilakukan, total ada sekitar 60 alat berat. Sekarang sudah sudah tidak ada antrean lagi. Tumpukan sampah telah dikelola dengan sanitary landfill. Selain itu pengelolaan sampah dilakukan dengan meningkatkan teknologi (IPAS), yaitu menyaring air dari sampah.
Fasilitas pengolahan sampah juga mengggunakan power house atau gardu listrik yang mengubah gas metan pada sampah menjadi sumber daya listrik. Yang tak kalah menarik, sampah-sampah di Bantargebang juga diolah menjadi pupuk kompos. Sampah yang diolah adalah sampah pasar tradisional dengan kapasitas produksi hingga 40 ton per hari.
Peningkatan mutu juga terlihat tidak ada lagi antrian truk yang menuju Bantar Gebang. Selain itu kondisi truk sampah dalam keadaan baik dan layak beroperasi. Sebelum menuju Jakarta, truk harus dibersihkan sehingga saat mengangkut sampah di berbagai wilayah truk dalam keadaan steril dari sampah. Pembersihan itu mengurangi bau dan memperpanjang masa pakai.
Secara eksternal biro tata pemerintahan DKI juga melakukan pola kerjasama antar daerah, misalnya memberi uang bau. Lalu memperbaiki jalur jalan dan penataan titik-titik buang atau zonasi-zonasi yang kini menjadi piramid.
Pak Ahok terus mewariskan karya-karya di DKI yang tidak hanya dinikmati warga DKI tapi juga luar DKI. Cara kerja, manajemen pengelolaan dan masih banyak lagi menjadi warisan yang tak ternilai dan tak akan pupus kendati dirombak dan berusaha dihapus oleh pemimpin yang baru.
Kerja keras Ahok melampaui zaman bahkan berdampak setelah masa jabatannya berakhir.
Wajah Bantar Gerbang yang jorok dan bau kini berubah dengan kebijakannya yang keras tapi tujuan dan tekad yang baik dan bersih. Bantar Gebang menjadi saksi bagaimana sampah dan kotoran se-DKI mampu ditangani dengan bersih dan rapi. Terima kasih Pak Ahok. Kerja keras Anda tidak sia-sia dan takkan terlupakan. (cnnindonesia & seword/Ronny D. Rondonuwu)
Ahok mengatakan dengan swakelola, DKI dapat menghemat anggaran hingga 60-70 persen daripada diserahkan ke swasta. Ahok sesumbar pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang bukanlah hal sulit.
Padahal mengelola sampah di Bantargebang bukan hal gampang. Bantar Gebang menerima sekitar 6.500 hingga 7.000 ton sampah per hari. Saat ini TPST Bantar Gebang telah menampung 18 juta meter kubik sampah. Sampah yang didatangkan ke TPST Bantar Gebang berasal dari lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Pusat, Selatan, dan Utara, termasuk Kepulauan Seribu. "Setiap harinya, ada 1.210 truk sampah dengan beragam ukuran datang kesini," ujar Rizky Febrianto, Kepala Satuan Pelaksana Pengelolaan Energi Terbarukan, Komposting dan 3R Serta Pengomposan Akhir Sampah.
Ahok percaya diri mengambil alih penanganan Bantar Gebang karena sudah berpengalaman membenahi sungai Jakarta yang tak kalah joroknya dengan Bantar Gebang. Selain itu Pemprov DKI berpengalaman membenahi pengelolaan kebersihan sungai yang tak kalah rumitnya. Ahok mengklaim DKI sukses mengelola sendiri (swakelola) pembersihan sungai.
"Kerja biasa saja. Enggak beda dengan sungai-sungai. Dulu juga pakai swasta, angkut sampah dari sungai kan semua swasta, yang kerja di taman, di kelurahan juga swasta. Begitu kami ambil alih kelola bisa juga," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Klaim Ahok bukan omong kosong, terlihat dari video Bantar Gebang terkini. Tekad Ahok membuat Bantar Gebang bersih terbukti. Bersih dari pungli, bersih dari sampah berceceran di jalan, truknya bersih dan pengelolaannya juga bersih. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dari era Ahok Isnawa Adji mengakui bahwa mereka terus melakukan pembenahan-pembenahan intensif baik secara internal maupun eksternal.
Di video terlihat,jalur jalan yang dilalui truk sampah ke Bantar Gebang nampak tak ada lagi sampah berceceran di sepanjang jalan. Jalan juga terlihat bagus walaupun truk sampah seukuran bagong lalu lalang di jalur jalan tersebut.
Bau sampah Bantar Gebang yang tersohor juga mampu diminimalisir. Kehadiran 1040 pohon yang ditanam di area terbuka bermanfaat untuk mengurangi dan menyerap bau menyengat di kompleks ini.
Lalu ke mana gunungan sampah yang lekat dengan Bantar Gebang. Kini Gunungan sampah yang menjadi pemandangan horor ini ini disusun seperti piramid atau terrasering sehingga terlihat lebih rapi.
Padahal mengelola sampah di Bantargebang bukan hal gampang. Bantar Gebang menerima sekitar 6.500 hingga 7.000 ton sampah per hari. Saat ini TPST Bantar Gebang telah menampung 18 juta meter kubik sampah. Sampah yang didatangkan ke TPST Bantar Gebang berasal dari lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Pusat, Selatan, dan Utara, termasuk Kepulauan Seribu. "Setiap harinya, ada 1.210 truk sampah dengan beragam ukuran datang kesini," ujar Rizky Febrianto, Kepala Satuan Pelaksana Pengelolaan Energi Terbarukan, Komposting dan 3R Serta Pengomposan Akhir Sampah.
Ahok percaya diri mengambil alih penanganan Bantar Gebang karena sudah berpengalaman membenahi sungai Jakarta yang tak kalah joroknya dengan Bantar Gebang. Selain itu Pemprov DKI berpengalaman membenahi pengelolaan kebersihan sungai yang tak kalah rumitnya. Ahok mengklaim DKI sukses mengelola sendiri (swakelola) pembersihan sungai.
"Kerja biasa saja. Enggak beda dengan sungai-sungai. Dulu juga pakai swasta, angkut sampah dari sungai kan semua swasta, yang kerja di taman, di kelurahan juga swasta. Begitu kami ambil alih kelola bisa juga," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Klaim Ahok bukan omong kosong, terlihat dari video Bantar Gebang terkini. Tekad Ahok membuat Bantar Gebang bersih terbukti. Bersih dari pungli, bersih dari sampah berceceran di jalan, truknya bersih dan pengelolaannya juga bersih. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dari era Ahok Isnawa Adji mengakui bahwa mereka terus melakukan pembenahan-pembenahan intensif baik secara internal maupun eksternal.
Di video terlihat,jalur jalan yang dilalui truk sampah ke Bantar Gebang nampak tak ada lagi sampah berceceran di sepanjang jalan. Jalan juga terlihat bagus walaupun truk sampah seukuran bagong lalu lalang di jalur jalan tersebut.
Bau sampah Bantar Gebang yang tersohor juga mampu diminimalisir. Kehadiran 1040 pohon yang ditanam di area terbuka bermanfaat untuk mengurangi dan menyerap bau menyengat di kompleks ini.
Lalu ke mana gunungan sampah yang lekat dengan Bantar Gebang. Kini Gunungan sampah yang menjadi pemandangan horor ini ini disusun seperti piramid atau terrasering sehingga terlihat lebih rapi.
Pemprov melalui Dinas Lingkungan juga memberi perhatian yang baik dan manusiawi untuk para pekerja di Bantar Gebang ini. "Pekerjanya sudah kita rekrut menjadi PHL (petugas harian lepas), dengan gaji di atas UMP, minimal Rp 3,8 juta per bulan. Selain itu, Pemprov DKI juga memberikan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan kepada ribuan pemulung," tambah Adji.
Perubahan wajah Bantar Gebang adalah ciri khas kerja dari Pak Ahok yaitu mampu mengubah sesuatu yang jorok, kumuh mnejadi bersih, rapi, asri dan elegan. Bukan hanya dari permukaan tapi juga dalam hal manajemennya termasuk dalam menangani pekerjanya.
Kemampuan melakukan perubahan dan gebrakan dalam waktu singkat merupakan ciri khasnya. Gak pake lama atau kajian amdal atau apalah, ha ha ha. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, sejak Juli ditangani Pemprov, Bantar Gebang langsung berubah. Perhatian Ahok untuk persoalan sampah ini menjadi model bagi para pemimpin daerah termasuk di DKI saat ini, seharusnya bisa berkaca dari Ahok.
Ahok memberi perhatian lewat Dinas Lingkungan untuk peningkatan mutu pengelolaan yang baik dan profesional. Penambahan alat berat dilakukan, total ada sekitar 60 alat berat. Sekarang sudah sudah tidak ada antrean lagi. Tumpukan sampah telah dikelola dengan sanitary landfill. Selain itu pengelolaan sampah dilakukan dengan meningkatkan teknologi (IPAS), yaitu menyaring air dari sampah.
Fasilitas pengolahan sampah juga mengggunakan power house atau gardu listrik yang mengubah gas metan pada sampah menjadi sumber daya listrik. Yang tak kalah menarik, sampah-sampah di Bantargebang juga diolah menjadi pupuk kompos. Sampah yang diolah adalah sampah pasar tradisional dengan kapasitas produksi hingga 40 ton per hari.
Peningkatan mutu juga terlihat tidak ada lagi antrian truk yang menuju Bantar Gebang. Selain itu kondisi truk sampah dalam keadaan baik dan layak beroperasi. Sebelum menuju Jakarta, truk harus dibersihkan sehingga saat mengangkut sampah di berbagai wilayah truk dalam keadaan steril dari sampah. Pembersihan itu mengurangi bau dan memperpanjang masa pakai.
Secara eksternal biro tata pemerintahan DKI juga melakukan pola kerjasama antar daerah, misalnya memberi uang bau. Lalu memperbaiki jalur jalan dan penataan titik-titik buang atau zonasi-zonasi yang kini menjadi piramid.
Pak Ahok terus mewariskan karya-karya di DKI yang tidak hanya dinikmati warga DKI tapi juga luar DKI. Cara kerja, manajemen pengelolaan dan masih banyak lagi menjadi warisan yang tak ternilai dan tak akan pupus kendati dirombak dan berusaha dihapus oleh pemimpin yang baru.
Kerja keras Ahok melampaui zaman bahkan berdampak setelah masa jabatannya berakhir.
Wajah Bantar Gerbang yang jorok dan bau kini berubah dengan kebijakannya yang keras tapi tujuan dan tekad yang baik dan bersih. Bantar Gebang menjadi saksi bagaimana sampah dan kotoran se-DKI mampu ditangani dengan bersih dan rapi. Terima kasih Pak Ahok. Kerja keras Anda tidak sia-sia dan takkan terlupakan. (cnnindonesia & seword/Ronny D. Rondonuwu)
Perubahan wajah Bantar Gebang adalah ciri khas kerja dari Pak Ahok yaitu mampu mengubah sesuatu yang jorok, kumuh mnejadi bersih, rapi, asri dan elegan. Bukan hanya dari permukaan tapi juga dalam hal manajemennya termasuk dalam menangani pekerjanya.
Kemampuan melakukan perubahan dan gebrakan dalam waktu singkat merupakan ciri khasnya. Gak pake lama atau kajian amdal atau apalah, ha ha ha. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, sejak Juli ditangani Pemprov, Bantar Gebang langsung berubah. Perhatian Ahok untuk persoalan sampah ini menjadi model bagi para pemimpin daerah termasuk di DKI saat ini, seharusnya bisa berkaca dari Ahok.
Ahok memberi perhatian lewat Dinas Lingkungan untuk peningkatan mutu pengelolaan yang baik dan profesional. Penambahan alat berat dilakukan, total ada sekitar 60 alat berat. Sekarang sudah sudah tidak ada antrean lagi. Tumpukan sampah telah dikelola dengan sanitary landfill. Selain itu pengelolaan sampah dilakukan dengan meningkatkan teknologi (IPAS), yaitu menyaring air dari sampah.
Fasilitas pengolahan sampah juga mengggunakan power house atau gardu listrik yang mengubah gas metan pada sampah menjadi sumber daya listrik. Yang tak kalah menarik, sampah-sampah di Bantargebang juga diolah menjadi pupuk kompos. Sampah yang diolah adalah sampah pasar tradisional dengan kapasitas produksi hingga 40 ton per hari.
Peningkatan mutu juga terlihat tidak ada lagi antrian truk yang menuju Bantar Gebang. Selain itu kondisi truk sampah dalam keadaan baik dan layak beroperasi. Sebelum menuju Jakarta, truk harus dibersihkan sehingga saat mengangkut sampah di berbagai wilayah truk dalam keadaan steril dari sampah. Pembersihan itu mengurangi bau dan memperpanjang masa pakai.
Secara eksternal biro tata pemerintahan DKI juga melakukan pola kerjasama antar daerah, misalnya memberi uang bau. Lalu memperbaiki jalur jalan dan penataan titik-titik buang atau zonasi-zonasi yang kini menjadi piramid.
Pak Ahok terus mewariskan karya-karya di DKI yang tidak hanya dinikmati warga DKI tapi juga luar DKI. Cara kerja, manajemen pengelolaan dan masih banyak lagi menjadi warisan yang tak ternilai dan tak akan pupus kendati dirombak dan berusaha dihapus oleh pemimpin yang baru.
Kerja keras Ahok melampaui zaman bahkan berdampak setelah masa jabatannya berakhir.
Wajah Bantar Gerbang yang jorok dan bau kini berubah dengan kebijakannya yang keras tapi tujuan dan tekad yang baik dan bersih. Bantar Gebang menjadi saksi bagaimana sampah dan kotoran se-DKI mampu ditangani dengan bersih dan rapi. Terima kasih Pak Ahok. Kerja keras Anda tidak sia-sia dan takkan terlupakan. (cnnindonesia & seword/Ronny D. Rondonuwu)
Oke sob cukup yah untuk informasi Luar Biasa! Berkat Ahok Perubahan Drastis TPST Bantar Gebang Jadi Keren, Asri dan Modern kali ini, semoga bisa menjadikan informasi bermanfaat ya sob., Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Kamu membaca Luar Biasa! Berkat Ahok Perubahan Drastis TPST Bantar Gebang Jadi Keren, Asri dan Modern, dengan alamat https://enjebatik.blogspot.com/2018/10/luar-biasa-berkat-ahok-perubahan.html